Minggu, 20 Januari 2013

KERUSAKAN LINGKUNGAN KARENA FAKTOR MANUSIA

Pagi 19 Januari 2013, di harian RADAR BOGOR mata saya tersudut pada artikel yang ditulis oleh HASIBULLAH SATRAWI, dengan judul BANJIR DAN AKSI EKO-TEOLOGI.Kebetulan Saya adalah seorang guru SMA yang mengajar bidang study MUATAN LOKAL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH). PLH adalah mata pelajaran yang baru bagi saya, karena latar belakang pendidikan saya adalah ilmu KIMIA MURNI, dan baru sekitar 3 tahun ini saya ditugaskan untuk mengajar bidang studi ini.Sayangnya PLH bukan kurikulum Nasional tapi hanyalah muatan lokal yang hanya daerah atau propinsi tertentu yang memasukkan mata pelajaran ini sebagai bagian dari kurikulum MUATAN LOKAL.Mulanya bagi saya berat mengajarkan mata pelajaran ini kepada anak didik saya, tapi lama kelamaan saya mencintai mata pelajaran ini dan tertarik untuk mendalaminya.Salah satu materi yang saya sampaikan kepada anak didik saya adalah materi tentang KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR MANUSIA,yang salah satunya adalah BANJIR SERTA SELURUH BENCANA TURUNANYA.

Awal tahun 2013, Jakarta ibu kota kita tercinta dilanda banjir sehingga seluruh aktifitas baik perkantoran,pemerintahan maupun perekonomian seakan lumpuh total.Banjir seakan menjadi momok besar yang selalu menghantui kehidupan masyarakat jakarta pada umumnya.Dan semua mata, hati tertuju pada yang namanya AIR. Air adalah salah satu zat yang diciptakan oleh ALLAH SWT yang disuatu sisi punya manfaat yang sangat besar dan sisi lain kalau sudah murka menjadi bencana yang sangat menakutkan seperti air bah dan tsunami.

Yang sangat menarik dari artikel HASIBULLAH SATRAWI  dibagian tulisanya adalah :
         Kesalahan-kesalahan kecil tersebut kerap dinihilkan karena kekecilannya.Padahal,dalam bahasa
         agama,tidak ada dosa kecil bila terus dilakukan.Sebaliknya,tidak ada dosa besar bila disertai
         penyesalan dan komitmen untuk tidak kembali melakukanya( tobat dan istighfar)

Dalam perspektif teologi,bencana terjadi karena perbuatan manusia, yakni karena adanya pengabaian lingkungan secara bersama-sama. Rahmat seperti hujanpun berubah menjadi LAKNAT DAN BENCANA. Ada tiga level pengabaian yang dilakukan manusia yang dapat mengundang bencana yaitu :
1. PENGABAIAN PADA LEVEL INDIVIDU.
    misalnya membuang sampah sembarangan atau membiarkan saluran tersumbat. Ini merupakan dosa-dosa
    kecil yang terus dilakukan yang akhirnya menjadi tumpukan sampah yang akhirnya menggunung.Apakah
    pembaca masih ingat peristiwa longsor di Bandung yang diakibatkan oleh tumpukan sampah yang menjadi
    bukit sampah atau gunung sampah ?(saya lupa kejadian itu pada tahun berapa.)
    Pada ranah individual, Islam sangat menekankan pentingnya perhatian terhadap lingkungan. Di dalam surat
    Arrum ayat 41, dikatakan bahwa :

                                       
telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia;Allah menghendaki agar mereka merasakan akibat dari perbuatan mereka,agar mereka kembali kejalan yang benar"

 di dalam ayat diatas terdapat makna bahwa Allah SWT  akan mendatangkan bencana akibat perbuatan manusia karena telah merusak daratan dan lautan.oleh karenanya marilah kita secara individu masing-masing untuk menjaga alam yang telah di berikan oleh Allah SWT.

2. PENGABAIAN PADA LEVEL PERUSAHAAN ATAU ORGANISASI
Pengabaian lingkungan pada level itu bisa dilihat dari banyaknya bangunan usaha seperti mal,perhotelan,apartemen dan lainnya.Sebaliknya area hijau semakin terkikis . Sehingga bencana seperti banjir tinggal menghitung hari saja.Bila saluran air sudah tersumbat, bila wilayah serapan sudah teraspal atau di keramik semua,terus kemana lagi air hujan akan mengalir kecuali ke jalan-jalan atau ke pemukiman penduduk dan yang gak kalah hebatnya adalah langsung ke laut.Sehingga air yang dilaut akan bertambah dan kembali ke daratan.

3. PENGABAIAN PADA LEVEL PEMERINTAH ATAU PENGAMBIL KEBIJAKAN
Ada dampak struktural sistemik.Bahkan pengabaian lingkungan di level pemerintah ini turut menentukan terjadinya pengabaian lingkungan di dua level sebelumnya. Karena itu dalam Islam kebijakan pemerintah harus selalu memperhatikan kemasyalatan publik.Sebab apapun kebijakan pemerintah dipastikan berdampak luas kehidupan masyarakat.Bila kebijakan bukan demi kemaslahatan publik,berarti pemerintah sama dengan melempari kehidupan masyarakat luas dengan kotoran atau bahkan bom molotov.

Akhirul kata semoga tulisan ini bermanfaat bagi orang yang membacanya terutama murid-murid saya yang saya cintai. BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPAT YANG SUDAH DISEDIAKAN YA NAK,terutama di lingkungan sekolah.biar sekolah kita tampak bersih dan indah. wassalam SALAM PLH.